Translate

Senin, 12 Januari 2015

Menanti dalam Taat

“Semoga Allah anugerahkan berlimpah rahmat,
bagi hamba-hamba-Nya yang menanti dalam taat..” –Ahmad fathoni
Di tengah hiruk pikuk kehidupan, ada orang-orang yg di tengah keramaian, justru merasakan kesepian. Mereka adalah orang-orang yang siang dan malamnya tecipta atas harapan-harapan kehangatan sanubari, yang tak kunjung terisi. Mereka yang dalam setiap sujud dan doa, menengadahkan tangan, dengan hati tertunduk malu, berbisik pada Illahi Rabbi, “Ya Rabb.. sesungguhnya Engkau Maha Tahu, betapa besar rasa rinduku, atas sosok pendamping pilihan-Mu..”

Mereka adalah orang-orang yang sangat pandai menyembunyikan betapa besar rasa ingin menikahnya, dalam ketaatan yang luar biasa. Meski kerinduan akan pendamping hidup semakin besar, mereka tak sibuk mencari-cari, melainkan sibuk tingkatkan kualitas diri, dan senantiasa mendekat pada Illahi Rabbi. Terkadang sesak di dada menyeruak sebab keinginan hati yang semakin mendalam. Dan bisa bertambah dahsyat saat tak sengaja memperhatikan kemesraan pasangan yang sudah halal. Betapa indah rengkuhan lengan  suami, betapa manis godaan bercanda sang istri, dan betapa syahdu jari jemari yang saling bertaut satu sama lain dalam balutan cinta halal yang menggugurkan dosa. Subhanallah, bulir-bulir airmata bisa mengalir sebab kerinduan yang luar biasa.
Bukan sebab tak berusaha, tapi memang hanya belum dipertemukan oleh-Nya. Jalan ikhtiar ditempuh sesuai dengan ridho-Nya, tapi ada saja hambatan yang menerjang kelancaran proses menuju hari bahagia yang dinantikan. Subhanallah, Allah sedang mempersiapkan kisah mengejutkan di depan sana. Kisah yang sangat indah dan sudah pasti terbaik. Allah adalah sutradara terhebat. Tak satupun mampu menebak alur kehidupan manusia yang sedang dirancang-Nya. Dan alur kehidupan yang Dia berikan untuk hamba-Nya, sudah pasti sesuai dengan kebutuhan hamba-Nya, indah dan terbaik. Siapa yang bisa meragukan skenario Allah?

Ya, manusiawi.. resah hati mungkin akan terus menyelimuti. Apalagi bagi yang sudah paham bahwa menikah adalah ibadah yang patut disegerakan, bagi yang sudah siap. Tapi sungguh, bersyukurlah akan nikmat penantian itu, sebab tak semua orang dianugerahi rasa kerinduan akan pasangan hidup. Masih banyak orang di luar sana yang dirinya disibukkan untuk mengejar karir, harta, atau popularitas, hingga tiba suatu masa mereka baru menyadari sudah terlampau jauh langkahnya, sedangkan usia telah menuai senja. Tak ada teman berbagi menjelang hari tua, menggapai kebarakahan hidup bersama. Maka bersyukurlah yang sudah diizinkan Allah merasakan kerinduan akan pasangan, bukan sekedar sebagai pengejawantahan syahwat, melainkan karena ingin bersegera memuliakan diri.
Rasa ingin bersegera memperoleh pendamping pada masa-masa sendiri ini, bisa jadi Allah berikan sebagai ujian. Sejauh mana kita mampu untuk tetap mempertahankan kecintaan kita pada-Nya meski kita sedang melakukan pencarian cinta manusia. Sekuat apa kita bertahan dalam ikhtiar melalui jalan yang diridhoi-Nya saat Allah coba jatuhkan berulang kali. Dan yang paling penting, selurus apa niatan kita menikah. Allah persulit bukan karena tak sayang pada diri yang sudah menanti-nanti, melainkan Ia hanya ingin persiapkan kita mental yang lebih kuat dan niat yang lebih istiqomah. Berbaik sangkalah pada-Nya, tak mungkin Allah hadirkan rintangan tanpa maksud. Dan bukankah sebuah perjuangan terasa lebih indah saat mampu melewati hal yang sulit. Begitu pun penantian, ia merupakan sebuah perjuangan yang sangat hebat.
Hari demi hari, gunakan untuk mentafakkuri, meluruskan segala niat dalam hati, hanya untuk Allah dan karena Allah. Meski gelisah melanda setiap waktu, tapi beruntung.. sabar dan berserah kepada Allah mampu menenggelamkan ego. Anugerah yang amat patut disyukuri. Tak usah risaukan hasil akhir, sebab itu hak prerogatif Allah. Tugas kita cukup pastikan ikhtiar penantiannya senantiasa lurus sesuai yang Allah ridhoi. Yakin.. Allah Maha Tahu, kapan waktu yang terbaik menurut-Nya untuk saling dipertemukan, dan siapa pasangan yang paling tepat disandingkan dengan kita, menurut-Nya.

“Segala resah, insyaAllah menuai berkah, hingga tiba hari yg indah. Berserahlah pada Allah, memohon ridho bagi hamba-hamba-Nya yang menanti dalam taat.”

Salam sayang...
Ahmad fathoni
@thoni19880313

Tidak ada komentar:

Posting Komentar